Thursday, January 23, 2020

Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia

Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia
Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh: Kantor pajak penuh sesak.
Kata Berimbuhan
  • Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
  • Contoh: berjalan, berkelanjutan, dsb.
  • Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
  • Contoh: antarkota, antibiotik, multilateral, nonkolaborasi, prasejarah, subbagian.
    *Catatan
    1. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata berhuruf awal kapital ataau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
    2. Contoh: non-Indonesia, anti-PKI
    1. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital
    2. Contoh: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
    1. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali esa, ditulis serangkai.
    2. Contoh: Tuhan yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh: anak-anak, lauk-pauk, kuda-kuda.
*Catatan
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Contoh: surat kabar (surat-surat kabar), rak buku (rak-rak buku)
Gabungan Kata
  • Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
  • Contoh: duta besar, kambing hitam, meja tulis, dsb.
  • Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
  • Contoh: anak-istri pejabat, buku-sejarah baru
  • Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
  • Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi, dsb.
  • Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
  • Contoh: dilipatgandakan, menggarisbawahi, dsb.
  • Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
  • Contoh: belasungkawa, kacamata, dukacita, dsb.
Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar
  • Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut.
  • Contoh: bu-ah, ma-in, dsb.
  • Huruf diftong ai, au, ei, dan oi, tidak dipenggal.
  • Contoh: pan-dai, au-la, sau-dara, dsb.
  • Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut.
  • Contoh: ba-pak, la-wan, mu-ta-khir, dsb.
  • Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut.
  • Contoh: makh-luk, sang-gup, dsb.
  • Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan kedua.
  • Contoh: ul-tra, in-fra, dsb.
    *Catatan
    Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
    Contoh: bang-krut, makh-luk, dsb.
  • Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
  • Contoh: ber-jalan, makan-an, dsb.
  • Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih di mana salah satu unsur dapat bergabung dengan unsur lain sehingga pemenggalan dilakukan di antara unsur-unsur tersebut. Tiap unsur gabungan dipenggal seperti pada kata dasar.
  • Contoh: bio-grafi, kilo-gram, dsb.
Kata Depan
Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Di mana dia sekarang?
Partikel
  • Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
  • Contoh: Bacalah buku itu baik-baik!
  • Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
  • Contoh: jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
    *Catatan
    Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
    Contoh: meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
  • Partikel per
  • Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
    Contoh: mereka masuk ke ruangan satu per satu.
Singkatan dan Akronim
  • Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan tersebut.
  • Contoh: Suman Hasibuan (Suman Hs.), Sarjana Ekonomi (S.E.), dsb.
  • Singkatan nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi, setiap huruf depan ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
  • Contoh: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
  • Singkatan yang bukan nama diri, setiap huruf awal ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
  • Contoh: PT (Perseroan Terbatas), NIP (nomor Induk Pegawai), dsb.
  • Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
  • Contoh: hlm. (halaman), dsb. (dan sebagainya), dkk. (dan kawan-kawan), dsb.
  • Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
  • Contoh: a.n. (atas nama), s.d. (sampai dengan), dsb.
  • Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
  • Contoh: cm (sentimeter), Rp (rupiah), dsb.
  • Akronim nama diri, huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
  • Contoh: LIPI, LAN, BIN , dsb.
  • Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
  • Contoh: Bulog, Bappenas, dsb.
  • Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan sukku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
  • Contoh: iptek, pemilu, puskesmas, dsb.
Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipkai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Arab                : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dst.
Angka Romawi           : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), dst.        
  • Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.
  • Contoh:
    Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
    Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas  50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
  • Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
  • Contoh: Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
    *Catatan
    Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, maka susunan kalimatnya diubah.
    Contoh:
    Panitia mengundang 250 orang peserta.
    Hindari penulisan berikut!
    250 orang peserta diundang panitia
  • Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf agar lebih mudah dibaca.
  • Contoh: Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk membuka usaha.
  • Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu, serta nilai uang.
  • Contoh: 5 kilogram, Rp5000,00, dsb.
  • Angka digunakan untuk memberi nomor alamat seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
  • Contoh: Jalan Wijaya No. 14.
  • Angka digunakan untuk memberi nomor bagian karangan atau ayat kitab suci.
  • Contoh: Bab X, Pasal 5, halaman 252.
  • Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
    1. Bilangan utuh
    2. Contoh: dua belas (12), lima ribu (5000), dsb.
    1. Bilangan pecahan
    2. Contoh: setengah atau seperdua
  • Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
  • Contoh: Abad XX, Perang Dunia II, abad ke-20.   
  • Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan dengan cara berikut.
  • Contoh: Lima lembar uang 1000-an
  • Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus yang biasa digunakan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
  • Contoh: Telah terima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
  • Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf.
  • Contoh: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
  • Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
  • Contoh: Rajaampat, simpanglima, tigaraksa, dsb
Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata Ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, adapun -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Rumah itu telah kujual; majalah ini boleh kaubaca.
Kata Sandang Si dan Sang
Kata Sandang Si dan Sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:Surat tersebut dikembalikan kepada si pengirim.

Link terkait : EJAAN BAHASA INDONESIA



Share:

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Labels

Pages

Pages

Featured Post

Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia

Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Kantor pajak penuh sesak. Kat...