Thursday, January 23, 2020

Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia

Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia
Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh: Kantor pajak penuh sesak.
Kata Berimbuhan
  • Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
  • Contoh: berjalan, berkelanjutan, dsb.
  • Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
  • Contoh: antarkota, antibiotik, multilateral, nonkolaborasi, prasejarah, subbagian.
    *Catatan
    1. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata berhuruf awal kapital ataau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
    2. Contoh: non-Indonesia, anti-PKI
    1. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital
    2. Contoh: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
    1. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali esa, ditulis serangkai.
    2. Contoh: Tuhan yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh: anak-anak, lauk-pauk, kuda-kuda.
*Catatan
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Contoh: surat kabar (surat-surat kabar), rak buku (rak-rak buku)
Gabungan Kata
  • Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
  • Contoh: duta besar, kambing hitam, meja tulis, dsb.
  • Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
  • Contoh: anak-istri pejabat, buku-sejarah baru
  • Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
  • Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi, dsb.
  • Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
  • Contoh: dilipatgandakan, menggarisbawahi, dsb.
  • Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
  • Contoh: belasungkawa, kacamata, dukacita, dsb.
Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar
  • Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut.
  • Contoh: bu-ah, ma-in, dsb.
  • Huruf diftong ai, au, ei, dan oi, tidak dipenggal.
  • Contoh: pan-dai, au-la, sau-dara, dsb.
  • Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut.
  • Contoh: ba-pak, la-wan, mu-ta-khir, dsb.
  • Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut.
  • Contoh: makh-luk, sang-gup, dsb.
  • Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan kedua.
  • Contoh: ul-tra, in-fra, dsb.
    *Catatan
    Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
    Contoh: bang-krut, makh-luk, dsb.
  • Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
  • Contoh: ber-jalan, makan-an, dsb.
  • Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih di mana salah satu unsur dapat bergabung dengan unsur lain sehingga pemenggalan dilakukan di antara unsur-unsur tersebut. Tiap unsur gabungan dipenggal seperti pada kata dasar.
  • Contoh: bio-grafi, kilo-gram, dsb.
Kata Depan
Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Di mana dia sekarang?
Partikel
  • Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
  • Contoh: Bacalah buku itu baik-baik!
  • Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
  • Contoh: jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
    *Catatan
    Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
    Contoh: meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
  • Partikel per
  • Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
    Contoh: mereka masuk ke ruangan satu per satu.
Singkatan dan Akronim
  • Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan tersebut.
  • Contoh: Suman Hasibuan (Suman Hs.), Sarjana Ekonomi (S.E.), dsb.
  • Singkatan nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi, setiap huruf depan ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
  • Contoh: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
  • Singkatan yang bukan nama diri, setiap huruf awal ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
  • Contoh: PT (Perseroan Terbatas), NIP (nomor Induk Pegawai), dsb.
  • Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
  • Contoh: hlm. (halaman), dsb. (dan sebagainya), dkk. (dan kawan-kawan), dsb.
  • Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
  • Contoh: a.n. (atas nama), s.d. (sampai dengan), dsb.
  • Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
  • Contoh: cm (sentimeter), Rp (rupiah), dsb.
  • Akronim nama diri, huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
  • Contoh: LIPI, LAN, BIN , dsb.
  • Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
  • Contoh: Bulog, Bappenas, dsb.
  • Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan sukku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
  • Contoh: iptek, pemilu, puskesmas, dsb.
Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipkai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Arab                : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dst.
Angka Romawi           : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), dst.        
  • Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.
  • Contoh:
    Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
    Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas  50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
  • Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
  • Contoh: Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
    *Catatan
    Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, maka susunan kalimatnya diubah.
    Contoh:
    Panitia mengundang 250 orang peserta.
    Hindari penulisan berikut!
    250 orang peserta diundang panitia
  • Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf agar lebih mudah dibaca.
  • Contoh: Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk membuka usaha.
  • Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu, serta nilai uang.
  • Contoh: 5 kilogram, Rp5000,00, dsb.
  • Angka digunakan untuk memberi nomor alamat seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
  • Contoh: Jalan Wijaya No. 14.
  • Angka digunakan untuk memberi nomor bagian karangan atau ayat kitab suci.
  • Contoh: Bab X, Pasal 5, halaman 252.
  • Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
    1. Bilangan utuh
    2. Contoh: dua belas (12), lima ribu (5000), dsb.
    1. Bilangan pecahan
    2. Contoh: setengah atau seperdua
  • Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
  • Contoh: Abad XX, Perang Dunia II, abad ke-20.   
  • Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan dengan cara berikut.
  • Contoh: Lima lembar uang 1000-an
  • Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus yang biasa digunakan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
  • Contoh: Telah terima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
  • Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf.
  • Contoh: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
  • Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
  • Contoh: Rajaampat, simpanglima, tigaraksa, dsb
Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata Ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, adapun -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Rumah itu telah kujual; majalah ini boleh kaubaca.
Kata Sandang Si dan Sang
Kata Sandang Si dan Sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:Surat tersebut dikembalikan kepada si pengirim.

Link terkait : EJAAN BAHASA INDONESIA



Share:

Wednesday, January 22, 2020

Pemakaian Huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia

Pemakaian Huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia

Pemakaian Huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.

Huruf Kapital

  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
  • Contoh: Mahasiswa berkumpul di lapangan.
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada unsur nama orang termasuk julukan.
  • Contoh: Imelda Melindyana
    *Catatan:
    1. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama jenis atau satuan ukuran. Contoh: 10 volt, mesin diesel
    2. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas. Contoh: Gadis binti Salim, Ayam jantan dari Timur
  • Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.
  • Contoh: Presiden berkata, “ Kita adalah bangsa yang besar.”
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang menikuti nama orang.
  • Contoh: Haji Ahmad Husein, Raden Ajeng Kartini
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.
  • Contoh: Terima kasih, Dokter; Selamat pagi, Prof.
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
  • Contoh: Presiden Soekarno, Gubernur Jawa Barat
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
  • Contoh: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Indonesia
    *Catatan
    Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
    Contoh: pengindonesiaan, keinggris-inggrisan,
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
  • Contoh: tahun Hijriah, bulan Mei, hari Sabtu, hari Natal
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
  • Contoh: Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
  • Contoh: Bukit Barisan, Asia Tenggara
    *Catatan:
    1. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis menggunakan huruf kapital.
    2. Contoh: berlayar di laut
    3. Huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis tidak ditulis menggunakan huruf kapital.
    4. Contoh: jeruk bali, kacang bogor
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke,
  • Contoh: Republik Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
  • Contoh: Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
  • Contoh:
    S.E. = Sarjana ekonomi
    M.Hum. = Magister Humaniora
  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, paman, serta kata atau ungkapan lain yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
  • Contoh: “Silakan duduk, Bu!”
    *Catatan
    1. Istilah kekerabatan yang bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
    2. Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita
    3. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
    4. Contoh: Sudahkah Anda tahu?

Huruf Miring

  • Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tylisan, termasuk dalam daftar pustaka.
  • Contoh: saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis
  • Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
  • Contoh: dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
  • Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
  • Contoh: Ungkapan bhineka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.

Huruf Tebal

  • Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
  • Contoh: Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti “dan”
  • Huruf tebal dapat digunakan untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
  • Contoh: 1.1 Latar Belakang; 1.2 Rumusan Masalah  

Link terkait : EJAAN BAHASA INDONESIA

Share:

Ejaan Bahasa Indonesia

EJAAN BAHASA INDONESIA

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandarisasikan dan mempunyai makna.
Ejaan bahasa Indonesia mengalami perkembangan dari masa ke masa, dimulai ejaan Ch. A. Van Ophuijsen, Ejaan Republik (Ejaan Soewandi), Ejaan Melindo, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang dipakai saat ini. Dibawah ini akan sebutkan kaidah penggunaan ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia yang berdasar pada Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).

PEMAKAIAN HURUF

  • Huruf Kapital
  • Huruf Miring
  • Huruf Tebal

PENULISAN KATA

  • Kata Dasar
  • Kata Berimbuhan
  • Bentuk Ulang
  • Gabungan Kata
  • Pengembangan Kata
  • Kata Depan
  • Partikel
  • Singkatan dan Akronim
  • Angka dan Bilangan
  • Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
  • Kata sandang Si dan Sang

TANDA BACA

  • Tanda Titik (.)
  • Tanda Koma (,)
  • Tanda Titik Koma (;)
  • Tanda Titik Dua (:)
  • Tanda Hubung (-)
  • Tanda Pisah (—)
  • Tanda Tanya (?)
  • Tanda Seru (!)
  • Tanda Elipis (…)
  • Tanda Petik (‘’...”)
  • Tanda Petik Tunggal (‘...’)
  • Tanda Kurung ((...))
  • Tanda Kurung Siku ([...])
  • Tanda Garis Miring (/)
  • Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan
Share:

Wednesday, January 15, 2020

Ragam Bahasa Indonesia

RAGAM BAHASA INDONESIA
Ragam Bahasa merupakan variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa. Ragam bahasa memperhatikan aspek situasi, permasalahan, latar belakang pendengar/pembaca, dan sarana bahasa.
Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tertulis. Baik ragam lisan maupun tulis, terdiri atas ragam baku dan ragam tidak baku. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam karang mengarang, pembicaran pada situasi formal, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan di depan orang yang dihormati. Bahasa Indonesia tidak baku dipakai dalam situasi santai. Kedua ragam bahasa itu dapat hidup berdampingan. Berikut ragam bahasa Indonesia disajikan dalam bentuk bagan.




Adapun ciri-ciri ragam bahasa baku sebagai berikut.
  1. Kemantapan dinamis : kaidah dan aturan yang tetap
  2. Kemantapan dinamis: Penalaran/pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal
  3. Keseragaman: Penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa
  4. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
  5. Tidak dipengaruhi bahasa asing
  6. Bukan ragam percakapan
  7. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
  8. Tidak terkontaminasi/tidak rancu
  9. Tidak pleonasme
  10. Tidak hiperkorek
Berdasarkan ciri-ciri ragam bahasa baku dapat kita ketahui bahwa fungsi dari ragam bahasa baku sebagai berikut.
  1. Pemersatu: menghubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa
  2. Pemberi kekhasan: memperbedakan bahasa dengan bahasa lain
  3. Pembawa kewibawaan: usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri
  4. Kerangka acuan: norma dan kaidah yang jelas sebagai tolok ukur betul tidaknya pemakaian bahasa
Dari penjelasan mengenai ragam bahasa baku dapat kita simpulkan bahwa bahasa yang baik dan benar  sebagai berikut.
  1. Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten.
  2. Bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai rasa yang tepat dan sesuai dengan siatuasi pemakainya.
 sumber : tidak diketahui
Share:

Tuesday, January 14, 2020

Perkembangan Bahasa Indonesia

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia yang kini dipakai sebagai bahasa resmi di Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Hal ini ditegaskan dalam Kongres Bahasa Indonesia di Medan tahun 1954. Beberapa faktor yang memengaruhi bahasa Melayu diangkat mejadi bahasa Indonesia sebagai berikut.
  • Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
  • Sistem bahasa Melayu sederhana dan mudah dipelajari karena tidak mengenal tingkatan bahasa.
  • Suku Sunda, suku Jawa, dan suku lainnya menerima dengan sukarela bahasa Melayu sebagai bahasa nasional.
  • Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Untuk mengikuti pertumbuhan bahasa Indonesia dari awal terdapat fakta-fakta historis hingga sekarang sebagai berikut.

  1. Sebelum Masa Kolonial
Bahasa Melayu dipakai oleh kerajaan Sriwijaya pada abad VII. Hal ini terbukti dengan adanya empat buah batu bertulis peninggalan kerajaan Sriwijaya. Keempat batu bersurat itu ditemukan di Kedukuan Bukit (680), di Talang Tuo (dekat Palembang) (684), di Kota Kapur (Bangka Barat) (686), di Karang Berahi (Jambi) (688).
Bukti lain ditemukan di Pulau Jawa yaitu di Kedu. Di situ ditemukan sebuah prasasti yang terkenal bernama inskripsi Gandasuli (832). Berdasarkan penyelidikan Dr. J.G. De Casparis dinyatakan bahwa bahasanya adalah bahasa Melayu kuno dengan adanya dialek Melayu Ambon, Timor, Manado, dsb.

  1. Masa Kolonial suatu
Ketika orang-orang barat sampai di Indonesia pada abad XVII mereka menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa melayu digunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan dan bahasa perantara dalam perdagangan. Keyika bangsa Protugis maupun bangsa Belanda mendirikan sekolah-sekolah, mereka terbentur dalam soal bahasa pengantar. Usaha menerapkan bahasa Protugis dan Belanda Dancerta sebagai bahasa pengantar mengalami kegagalan. Demikian pengakuan Belanda Dancerta tahun 1631. Ia mengatakan bahwa kebanyakan sekolah di Maluku memakai bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.

  1. Masa Pergerakan Kebangsaan
Waktu timbulnya pergerakan kebangsaan terasa perlu adanya suatu bahasa nasional, untuk mengikat bermacam-macam suku bangsa di Indonesia. suatu pergerakan yang besar dan hebat hanya dapat berhasil kalau semua rakyat diikut sertakan. Untuk itu, mereka mencari bahasa yang dapat dipahami dan dipakai oleh semua orang. Pada mulanya agak sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan menjadi bahasa persatuan tetapi mengingat kesulitan-kesulitan untuk mempersatukan berbgai suku bangsa akhirnya pada 1926 Yong Javamengakui dan memilih bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
Dengan adanya bermacam-macam faktor seperti tersebut di atas, akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu saat berlangsungnya Kongres Sumpah Pemuda Indonesia di Jakarta dihasilkan ikrar bersama, ”Ikrar Sumpah Pemuda”.
  • Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu – tanah air Indonesia.
  • Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu – bangsa Indonesia.
  • Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan – bahasa Indonesia.

  1. Masa Jepang dan Zaman Kemerdekaan
Setelah perang Dunia II, ketika tentara Jepang memasuki Indonesia, bahasa Indonesia telah menduduki tempat yang pentiepangng dalam perkembangan bahasa Indonesia. Usaha Jepang untuk menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda tidak terlaksana . Bahasa Indonesia juga dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu pengetahuan.

  1. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia
  • Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
  1. Lambang kebanggaan kebangsaan
  2. Lambang identitas nasional
  3. Alat perhubungan
  4. Alat penyatuan suku bangsa
  • Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
  1. Bahasa resmi kenegaraan
  2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
  3. Alat perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan
  4. Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK

SUMBER : 
https://www.romadecade.org/sejarah-bahasa-indonesia/ 
https://salamadian.com/sejarah-bahasa-indonesia/ 
Share:

Thursday, December 12, 2019

Contoh program algoritma greedy bahasa c (knapsack problem)

Contoh program algoritma greedy bahasa c (knapsack problem)

contoh program algoritma greedy bahasa c (knapsack problem)

kasus : barang yang akan diangkut pada mobil pengangkut barang

#include <stdio.h>
#include <string.h>

int jumlah = 0;
int kapasitas;

int beratMasuk[20];
char namaMasuk[20][20];
int jumlahMasuk = 0;
void freightCar(char nama[20], int berat, int index){
    kapasitas = kapasitas - berat;
    strcpy(namaMasuk[index],nama);
    beratMasuk[index] = berat;
    jumlahMasuk = jumlahMasuk + 1;
}

int main(){
    printf("kasus : barang yang akan dimasukkan ke mobil pengangkut barang\n");
    printf("Masukkan jumlah Barang (max 20 hehe): ");scanf("%d",&jumlah);
    if(jumlah > 20){
        printf("max 20 yak\n");
        main();
    }
    printf("Masukkan kapasitas penampung : ");scanf("%d",&kapasitas);
    int berat[jumlah];
    char nama[jumlah][20];
    for(int i = 0; i < jumlah;  i++){
        printf("Nama Barang : ");scanf("%s",&nama[i]);
        printf("Berat : ");scanf("%d",&berat[i]);
    }
  
    //shorting
    for (int i = 0; i < jumlah; i++) {
      for (int j = i + 1; j < jumlah; j++) {
         if (berat[i] < berat[j]) {
             int temp = berat[j];
             berat[j] = berat[i];
            berat[i] = temp;
          
            char temp1[20];
            strcpy(temp1,nama[j]);
            strcpy(nama[j],nama[i]);
            strcpy(nama[i],temp1);
         }
      }
   }
 
   //masukkan barang
   int i = 0;
   while(i < jumlah && kapasitas >= berat[i]){
        freightCar(nama[i],berat[i],i);
        i = i+1;
   }
  
    //printout
    printf("==Barang Masuk==\n");
    for(int i = 0; i < jumlahMasuk; i++){
        printf("Nama Barang : %s \n",namaMasuk[i]);
        printf("Berat : %d \n",beratMasuk[i]);
        printf("----------------\n");
    }
    printf("================\n");
    printf("Sisa Kapasitas : %d",kapasitas);
}
Share:

Thursday, December 5, 2019

Contoh stack menggunakan array bahasa c

gambar dari contoh stack menggunakan array bahasa c dengan kasus menyimpan tumpukkan baju

Contoh stack menggunakan array bahasa c

Kasus : Menyimpan tumpukkan baju


#include <iostream>
#include <stdlib.h>
#include <cstring>
#include <windows.h>
#include<conio.h>

using namespace std;

struct {
    int top;
    char baju[5][20];
}tumpukan;

void push(char tempBaju[20]);
void pop();
void awal();
int isEmpty();
int isFull();

int main(){
    int pilih,doHapus;
    char data[20];
    string i;
    awal();
    do{
        system("cls");
        cout<<"================================================="<<endl;
        cout<<"============= Program Tumpukan Baju ============="<<endl;
        cout<<" 1. PUSH (Untuk memasukkan baju ke tumpukkan)    "<<endl;
        cout<<" 2. POP  (Untuk mengeluarkan baju dari tumpukkan)"<<endl;
        cout<<" 3. EXIT                                         "<<endl;
        cout<<"================================================="<<endl;
        cout<<"=========== maximal hanya 5 tumpukan ============"<<endl;
     
        if(!isEmpty()){
            for(int i = tumpukan.top; i >= 0; i--){
                cout<<"["<<tumpukan.baju[i]<<"]"<<endl;
            }
        } else {
            cout<<"[tumpukan baju dalam kondisi kosong]";
        }
        cout<<"\nMasukkan Pilihan : ";cin>>pilih;
        switch(pilih){
            case 1:
                cout<<"Masukkan Baju kedalam tumpukkan [contoh: kemeja] : ";cin>>data;
                push(data);
                break;
            case 2:
                cout<<"Yakin akan mengeluarkan tumpukkan ? (input 1 for yes) : ";cin>>doHapus;
                if(doHapus == 1){
                    pop();
                } else {
                    main();
                }
                break;
            case 3:
                cout<<"Tekan enter untuk keluar :";
                break;
            default:
                cout<<"ERROR!";
                break;
        }
        printf("\nPress any key to continue...");
        getch();
    } while(pilih != 3);
}

void push(char data[5]){
    if (!isFull()){
        tumpukan.top = tumpukan.top + 1;
        strcpy(tumpukan.baju[tumpukan.top],data);
        cout<<"Baju berhasil masuk kedalam tumpukkan";
    } else {
        cout<<"Baju dalam tumpukan penuh";
    }
}

void pop(){
    if(!isEmpty()){
        tumpukan.top--;
        cout<<"Baju pada tumpukan ke-"<<tumpukan.top+2<<" sudah diambil";
    } else {
        cout<<"Baju dalam tumpukan kosong";
    }
}

void awal(){
    tumpukan.top = -1;
}

int isEmpty(){
    if(tumpukan.top == -1){
        return 1;
    } else {
        return 0;
    }
}

int isFull(){
    if(tumpukan.top==5-1){
        return 1;
    } else {
        return 0;
    }
}

link terkait :
contoh queue menggunakan linked list bahasa c
contoh stack menggunakan linked list bahasa c
contoh queue menggunakan array bahasa c 
Share:
Powered by Blogger.

Labels

Pages

Pages

Featured Post

Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia

Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Kantor pajak penuh sesak. Kat...