Penulisan Kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia
Kata DasarKata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh: Kantor pajak penuh sesak.
Kata Berimbuhan
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Contoh: berjalan, berkelanjutan, dsb.
- Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: antarkota, antibiotik, multilateral, nonkolaborasi, prasejarah, subbagian.
- Bentuk terikat yang diikuti oleh kata berhuruf awal kapital ataau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-). Contoh: non-Indonesia, anti-PKI
- Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital Contoh: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
- Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali esa, ditulis serangkai. Contoh: Tuhan yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
*Catatan
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh: anak-anak, lauk-pauk, kuda-kuda.
*Catatan
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Contoh: surat kabar (surat-surat kabar), rak buku (rak-rak buku)
Gabungan Kata
- Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, kambing hitam, meja tulis, dsb.
- Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Contoh: anak-istri pejabat, buku-sejarah baru
- Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi, dsb.
- Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Contoh: dilipatgandakan, menggarisbawahi, dsb.
- Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Contoh: belasungkawa, kacamata, dukacita, dsb.
Pemenggalan kata pada kata dasar
- Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut. Contoh: bu-ah, ma-in, dsb.
- Huruf diftong ai, au, ei, dan oi, tidak dipenggal. Contoh: pan-dai, au-la, sau-dara, dsb.
- Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut. Contoh: ba-pak, la-wan, mu-ta-khir, dsb.
- Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut. Contoh: makh-luk, sang-gup, dsb.
- Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan kedua. Contoh: ul-tra, in-fra, dsb.
*Catatan
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Contoh: bang-krut, makh-luk, dsb.
- Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya. Contoh: ber-jalan, makan-an, dsb.
- Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih di mana salah satu unsur dapat bergabung dengan unsur lain sehingga pemenggalan dilakukan di antara unsur-unsur tersebut. Tiap unsur gabungan dipenggal seperti pada kata dasar. Contoh: bio-grafi, kilo-gram, dsb.
Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Di mana dia sekarang?
Partikel
- Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Bacalah buku itu baik-baik!
- Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
*Catatan
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Contoh: meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
- Partikel per Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: mereka masuk ke ruangan satu per satu.
- Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan tersebut. Contoh: Suman Hasibuan (Suman Hs.), Sarjana Ekonomi (S.E.), dsb.
- Singkatan nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi, setiap huruf depan ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
- Singkatan yang bukan nama diri, setiap huruf awal ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh: PT (Perseroan Terbatas), NIP (nomor Induk Pegawai), dsb.
- Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik. Contoh: hlm. (halaman), dsb. (dan sebagainya), dkk. (dan kawan-kawan), dsb.
- Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Contoh: a.n. (atas nama), s.d. (sampai dengan), dsb.
- Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh: cm (sentimeter), Rp (rupiah), dsb.
- Akronim nama diri, huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh: LIPI, LAN, BIN , dsb.
- Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh: Bulog, Bappenas, dsb.
- Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan sukku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Contoh: iptek, pemilu, puskesmas, dsb.
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipkai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dst.
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), dst.
- Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian. Contoh:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
- Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Contoh: Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
*Catatan
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, maka susunan kalimatnya diubah.
Contoh:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Hindari penulisan berikut!
250 orang peserta diundang panitia
- Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf agar lebih mudah dibaca. Contoh: Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk membuka usaha.
- Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu, serta nilai uang. Contoh: 5 kilogram, Rp5000,00, dsb.
- Angka digunakan untuk memberi nomor alamat seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar. Contoh: Jalan Wijaya No. 14.
- Angka digunakan untuk memberi nomor bagian karangan atau ayat kitab suci. Contoh: Bab X, Pasal 5, halaman 252.
- Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
- Bilangan utuh Contoh: dua belas (12), lima ribu (5000), dsb.
- Bilangan pecahan Contoh: setengah atau seperdua
- Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX, Perang Dunia II, abad ke-20.
- Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Lima lembar uang 1000-an
- Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus yang biasa digunakan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi. Contoh: Telah terima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
- Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf. Contoh: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
- Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf. Contoh: Rajaampat, simpanglima, tigaraksa, dsb
Kata Ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, adapun -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Rumah itu telah kujual; majalah ini boleh kaubaca.
Kata Sandang Si dan Sang
Kata Sandang Si dan Sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:Surat tersebut dikembalikan kepada si pengirim.